Pelukan hangat seorang ayah..
yaa... akhirnya aku merasakan lagi pelukan hangat dari ayah...
mungkin bagi sebagian orang berfikir "apa istimewanya?? cuma pelukan ini..."
ato ada yang berfikir "apa muat ya di peluk??? " koq mau ayahnya??" tapi ini udah terjadi...
oke... kita skip masa balita.. karena (mungkin) waktu itu ayah sering meluk aku.. tapi setelah aku dewasa (yang mana di tandai dengan semakin mempesonanya ketampanan ku) ayah (mungkin) berfikir buat apa meluk2 lagi... lagian gede bener segitu mau di peluk... alhasil bocah tampan ini melewati masanya muda dan belianya tanpa pelukan hangat orang tua.....
aku tumbuh di lingkungan keluarga yang agak canggung mengekspresikan kasih sayang seperti cium pipi, pelukan hangat, beliin mobil, ndiriin istana yaaa seperti itu lah.... namun kami semua tau bahwa kami disayangi dan menyayangi
aku tumbuh di lingkungan keluarga yang agak canggung mengekspresikan kasih sayang seperti cium pipi, pelukan hangat, beliin mobil, ndiriin istana yaaa seperti itu lah.... namun kami semua tau bahwa kami disayangi dan menyayangi
Namun medio tahun 1998 untuk pertama kalinya setelah dewasa (dan tampan), ayah kembali memelukku... peristiwa peluk memeluk ini terjadi karena ayah dan mamak akan berangkat ke tanah suci Mekkah... jadi lah kami berpelukan....
reka ulang adegan
"baek2 di rumah... jangan sering pulang malam" kata ayah kala itu.. yang mana nasehatnya tidak menunjukkan bahwa aku sudah dewasa... malah semakin mengukuhkan bahwa aku masih anak2 yang belum bisa menentukan prioritas.... ah.. coba aku sadar waktu itu.
Waktu berjalan dan aku hampir melupaka peristiwa mesra itu.....
Sampai saat dimana aku berhasil mendapatkan wanita khilaf untuk di peristri. kasian dia kalo tau kesalahannya. tapi itu di luar konteks.... balik kemasalah peluk2an..
aku berfikir....biasanyakan setelah akad nikah, mempelai-kan salama sama orang tua.... nah, apa nanti ayah bakal meluk ya???? kalo ayah gak meluk, aku meluk duluan gak ya??? kalo ayah nolak gimana??? kalo hitler masi hidup, kira2 pake behel warna apa ya??? yaa.. pertanyaan2 seperti itu lah yang sering jadi pikiran menjelang akad nikah ku.....
Akad nikah pun berlangsung.... Aku, sebagaimana wibawa ku yang terpancar kesegala penjuru, berhasil mengatasi kegugupan ku dan melangsungkan ijab qabul dengan sekali hembusan nafas (yang mana setelah selesai tuan kadinya bilang gak wajib... hedeeehhh)
Saatnya salaman.. setelah sungkem sama mamak... beralih ke ayah... aku blank. sungkem terus sampe akhirnya ayah narik badan ku (ternyata dia kuat) dan langsung meluk aku.
kelenjar air mata bekarja diluar kendali. aku meneteskan air mata haru. namun kali ini tanpa mengharapkan piala Citra.
1 menit, bahkan kurang. tapi itu cukup. sambil di iringi doa untuk keluarga kecil ku, ayah memeluk ku. hehehehe.. saat itu aku tersadar. aku bukan lagi anak kecil ayah. tapi biarlah untuk sementara aku nikmati detik demi detik pelukan ayah...
yang kedua kalinya.... setelah aku dewasa
Waktu berjalan dan aku hampir melupaka peristiwa mesra itu.....
Sampai saat dimana aku berhasil mendapatkan wanita khilaf untuk di peristri. kasian dia kalo tau kesalahannya. tapi itu di luar konteks.... balik kemasalah peluk2an..
aku berfikir....biasanyakan setelah akad nikah, mempelai-kan salama sama orang tua.... nah, apa nanti ayah bakal meluk ya???? kalo ayah gak meluk, aku meluk duluan gak ya??? kalo ayah nolak gimana??? kalo hitler masi hidup, kira2 pake behel warna apa ya??? yaa.. pertanyaan2 seperti itu lah yang sering jadi pikiran menjelang akad nikah ku.....
Akad nikah pun berlangsung.... Aku, sebagaimana wibawa ku yang terpancar kesegala penjuru, berhasil mengatasi kegugupan ku dan melangsungkan ijab qabul dengan sekali hembusan nafas (yang mana setelah selesai tuan kadinya bilang gak wajib... hedeeehhh)
Saatnya salaman.. setelah sungkem sama mamak... beralih ke ayah... aku blank. sungkem terus sampe akhirnya ayah narik badan ku (ternyata dia kuat) dan langsung meluk aku.
kelenjar air mata bekarja diluar kendali. aku meneteskan air mata haru. namun kali ini tanpa mengharapkan piala Citra.
1 menit, bahkan kurang. tapi itu cukup. sambil di iringi doa untuk keluarga kecil ku, ayah memeluk ku. hehehehe.. saat itu aku tersadar. aku bukan lagi anak kecil ayah. tapi biarlah untuk sementara aku nikmati detik demi detik pelukan ayah...
yang kedua kalinya.... setelah aku dewasa