aku tinggal di daerah pegunungan. Jauh
dari hingarbingar metropolitan. Mayoritas masyarakat di tempatku
tinggal, hidup dan mencari penghidupan dari alam. Dari sinilah tulisan
ini menginspirasi ku...
pada sebuah
hari, aku mendapat tugas menyalurkan beras ke desa2. jarak dari gudang
ke titik distribusi yang dituju sekitar sepeminuman teh (asumsi
sepeminuman teh kali ini : Tehnya panaaaasss bener dan di diamkan selama
45menit, lalu teh di minum perlahan2.. jd yaaa... sekitar 1 jam lah).
di
sepanjang sisi jalan banyak terlihat kegiatan masyarakat dalam mencari
pemenuh kebutuhan hidup.. mulai dari bersawah, berladang, mencari kayu,
mengumpulkan air nira, duduk2 di warkop (ntah ini termasuk kebutuhan
hidup ato bukan tp pokoknya ada lah yang duduk2). terlihat jelas wajah2
lelah wajah para pemenuh kebutuhan hidup itu. aku sempat berfikir,"nanti
malam makan ke kota ato masak sendiri ya???" tapi fikiran ku ini gak
sesuai sama konteks tulisan...tapi gak papalah, yang penting otak ku
masih ada fungsinya...
sampe di titik
distribusi, para tenaga angkut menurunkan beras sesuai dengan jumlah
yang di tentukan.. sementara aku jalan meyusuri jalan desa di sekitar
titik distribusi tersebut... terlihat warga yang sedang mengolah hasil
alam... ada yang menjemur jagung, cacao dan padi.... mata ku seperti
ditarik ke salahsatu pojok rumah. di sana sepasang cucu Adam yang
mungkin sudah mempunyai cicit sedang asik membelah2 buah pinang untuk di
keringkan... aku membatin... bukankah seharusnya mereka sudah saatnya
istirahat dan hanya menikmati sisa usia? kenapa mereka masih harus
bekerja??? beribu pertanyaan muncul di kepala... apa anak cucu mereka
tidak perduli dengan keadaan orang tua mereka??? siapakah yang
bertanggung jawab dengan kondisi rakyat yang seperti ini??? siapakah
Drummer Avenged SevenFold yang sekarang??? Berapa HTM konser L'arc en
ciel di Jakarta??? sampai akhirnya ku putuskan untuk mendatangi
kakek-nenek tersebut dan terjadilah percakapan seperti berikut
Aku : Assalamualaikum
Keduanya: Waalaikumsalam..
Aku: Numpang istirahat sebentar ya kek, nek..
Kakek: oh iya.. duduk, nak... dari mana??
Aku: itu, kek.. sedang bongkar beras..
Kakek: Oh.. iya.. iya...
obrolan berlanjut dan aku di suguhi air sama si nenek...
si kakek dan si nenek masih terus membelah buah2 pinang yang jumlahnya gak sedikit..obrolan masih terus berlanjut sampai akhirnya si kakek menghentikan kegiatannya ketika aku bilang "kalo masyarakat susah gini, siapa yang harus disalahkan ya kek???"
si kakek duduk di dekat ku trus bilang "kalo kakek sendiri gak merasa susah.. mungkin orang nganggap kakek susah, tapi kami enggak merasa"
"karena gak ada lagi yang di kejar ya, kek??" tanya ku...
"bukan... KARENA KAKEK BERSYUKUR"
DEG.... sebuah jawaban yang sangat "jleb" sekali sodara2... si kakek meneruskan omongannya..."Jaman sekarang banyak orang yang lupa bersukur. udah dapat ini, dapat itu tapi gak mau bersyukur... seolah2 masih kurang apa yang dia dapat... makanya banyak orang yang selalu keliatan susah....
kerja itu harus giat.. tapi apapun yang di dapat jangan lupa di sukuri dan di nikmati karena kalo gak gitu, selamanya kita gak akan pernah merasa berkecukupan... selalu kurang...ujung2nya jadi jahat" kata sikakek sambil senyum.. senyum yang ikhlas.
Aku, cuma bisa diam. bahkan membalas senyum si kakekpun rasanya sulit. Aku, yang mungkin sedikit lebih beruntung dari si kakek, namun jauh dari rasa syukur sama apa yang aku dapat..... aku, yang gak harus manjat pinang dan belah2in pinang, pun masih susah untuk bersukur....
dengan alasan mau liat beras yang di salurkan, aku pamit dari rumah si kakek...
di jalan pulang, pikiranku penuh dengan kata2 si kakek... "Jaman sekarang banyak orang yang lupa bersyukur, makanya keliatan susah". aku salah satu orang yang di maksud si kakek.. udah tiga hari berlalu, sampai saat ini aku nyoba untuk gak lupa bersyukur atas apa yang udah ku dapat. dan jujur, perlahan tapi pasti, yang aku dapat dari si kakek emang bermanfaat...
"BERSYUKURLAH, MAKA KAU AKAN MERASA BERKECUKUPAN"
Aku : Assalamualaikum
Keduanya: Waalaikumsalam..
Aku: Numpang istirahat sebentar ya kek, nek..
Kakek: oh iya.. duduk, nak... dari mana??
Aku: itu, kek.. sedang bongkar beras..
Kakek: Oh.. iya.. iya...
obrolan berlanjut dan aku di suguhi air sama si nenek...
si kakek dan si nenek masih terus membelah buah2 pinang yang jumlahnya gak sedikit..obrolan masih terus berlanjut sampai akhirnya si kakek menghentikan kegiatannya ketika aku bilang "kalo masyarakat susah gini, siapa yang harus disalahkan ya kek???"
si kakek duduk di dekat ku trus bilang "kalo kakek sendiri gak merasa susah.. mungkin orang nganggap kakek susah, tapi kami enggak merasa"
"karena gak ada lagi yang di kejar ya, kek??" tanya ku...
"bukan... KARENA KAKEK BERSYUKUR"
DEG.... sebuah jawaban yang sangat "jleb" sekali sodara2... si kakek meneruskan omongannya..."Jaman sekarang banyak orang yang lupa bersukur. udah dapat ini, dapat itu tapi gak mau bersyukur... seolah2 masih kurang apa yang dia dapat... makanya banyak orang yang selalu keliatan susah....
kerja itu harus giat.. tapi apapun yang di dapat jangan lupa di sukuri dan di nikmati karena kalo gak gitu, selamanya kita gak akan pernah merasa berkecukupan... selalu kurang...ujung2nya jadi jahat" kata sikakek sambil senyum.. senyum yang ikhlas.
Aku, cuma bisa diam. bahkan membalas senyum si kakekpun rasanya sulit. Aku, yang mungkin sedikit lebih beruntung dari si kakek, namun jauh dari rasa syukur sama apa yang aku dapat..... aku, yang gak harus manjat pinang dan belah2in pinang, pun masih susah untuk bersukur....
dengan alasan mau liat beras yang di salurkan, aku pamit dari rumah si kakek...
di jalan pulang, pikiranku penuh dengan kata2 si kakek... "Jaman sekarang banyak orang yang lupa bersyukur, makanya keliatan susah". aku salah satu orang yang di maksud si kakek.. udah tiga hari berlalu, sampai saat ini aku nyoba untuk gak lupa bersyukur atas apa yang udah ku dapat. dan jujur, perlahan tapi pasti, yang aku dapat dari si kakek emang bermanfaat...
"BERSYUKURLAH, MAKA KAU AKAN MERASA BERKECUKUPAN"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar